Hari Santri: Ribuan Santri di Sumenep Lakukan “Jihad Ketahanan Pangan” Lewat Budidaya Rumput Laut

Rabu, 22 Oktober 2025 | 11:34 WIB Last Updated 2025-10-22T04:35:43Z

 


SUMENEP, JBN Indonesia – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 22 Oktober, ribuan santri yang tergabung dalam kelompok usaha Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup) memulai gerakan bertajuk "Jihad Ketahanan Pangan" melalui budidaya rumput laut di wilayah pesisir Sumenep, Madura.


Penanaman perdana dilakukan di Teluk Pulau Malang, Desa Saobi, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, dengan luas awal mencapai 7 hektar. Kegiatan ini diinisiasi oleh anak perusahaan BALAD Grup, yakni Bandar Rumput Laut Nusantara Grup (BRULANTARA Grup).


Menurut pendiri dan pemilik grup usaha ini, HRM Khalilur R. Abdullah Sahlawiy, gerakan ini merupakan bentuk aktualisasi semangat santri dalam menjaga kedaulatan dan ketahanan pangan nasional, sebagaimana dahulu para ulama menyerukan Resolusi Jihad 1945 dalam konteks melawan penjajahan.


“Santri hari ini tidak hanya berjuang lewat doa dan dakwah, tapi juga melalui inovasi pangan berbasis laut. Ini adalah jihad zaman sekarang,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (22/10).


Program budidaya rumput laut ini ditargetkan akan diperluas hingga 50.000 hektar, menjadikannya salah satu proyek budidaya laut terbesar di dunia. Selain itu, BRULANTARA Grup berencana membangun pabrik pengolahan "beras rumput laut" di dua lokasi: Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Situbondo, sebagai bagian dari upaya industrialisasi hasil laut dan penciptaan sumber pangan alternatif.


Khalilur menyebut Indonesia memiliki potensi besar sebagai kekuatan maritim dunia, mengingat 72% wilayah Indonesia adalah laut, sedangkan daratannya hanya 28%.


“Selama ini pangan identik dengan daratan, padahal laut menyimpan masa depan pangan dunia. Kami ingin menjadikan Indonesia kiblat budidaya rumput laut global,” jelasnya.


Inovasi yang tengah dikembangkan BRULANTARA Grup salah satunya adalah beras rumput laut, yang diklaim ramah lingkungan, tinggi serat, dan berpotensi menjadi solusi ketahanan pangan dalam menghadapi perubahan iklim dan keterbatasan lahan pertanian di masa depan.


Para santri yang terlibat dalam program ini tak hanya bertindak sebagai pekerja, namun juga sebagai pelaku utama mulai dari proses penanaman, panen, hingga manajemen usaha budidaya.


Momentum Hari Santri Nasional yang biasanya identik dengan peringatan sejarah perjuangan ulama dan resolusi jihad kini diisi dengan langkah konkret dalam bidang ekonomi dan lingkungan.


Kegiatan ini dinilai sebagai salah satu contoh "jihad kontekstual" sebuah perjuangan modern yang dilakukan lewat pemberdayaan sektor strategis, seperti kelautan dan pangan.


“Santri berdaya, santri berbudi daya”  menjadi slogan pergerakan ini, yang mencerminkan transformasi peran santri di era kontemporer: dari penjaga moral bangsa menjadi pelopor inovasi nasional.


Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Hari Santri: Ribuan Santri di Sumenep Lakukan “Jihad Ketahanan Pangan” Lewat Budidaya Rumput Laut

Trending Now