VIETNAM, JBNIndonesia.com – Setelah lebih dari satu tahun menjelajah dan membongkar jaringan mafia lobster lintas negara, seorang pengusaha Indonesia, Khalilur R. Ab. S., mengumumkan ekspansi besar-besaran bisnis budidaya Benih Bening Lobster (BBL) di Vietnam. Ia menyebut langkah ini sebagai bagian dari "misi ekonomi sekaligus sejarah".
Melalui perusahaannya, Bandar Laut Dunia Grup (BALAD GRUP), Khalilur kini bermitra dengan empat perusahaan lokal Vietnam dalam skema Joint Venture (JV). Usaha ini tersebar di empat provinsi Vietnam tengah yang memiliki sejarah panjang sebagai pusat peradaban Kerajaan Champa: Khanh Hoa, Phu Yen, Binh Dinh, Ninh Thuan.
“Saya merasa seolah dipanggil oleh leluhur untuk kembali membangkitkan kejayaan Champa dari sisi yang berbeda: ekonomi,” ujar Khalilur kepada BBC Indonesia di Ho Chi Minh, Senin (20/7).
Khalilur mengaku membutuhkan waktu 17 bulan untuk menembus dominasi mafia lobster yang selama ini menguasai jalur distribusi benih lobster dari Indonesia ke Vietnam. Kini, lewat 4 JV-nya, BALAD GRUP mengelola kerja sama dengan lebih dari 100.000 nelayan lokal Vietnam.
Menurutnya, pendekatan berbasis kemitraan langsung dengan masyarakat pesisir adalah cara paling adil dan berkelanjutan untuk membangun ekosistem industri budidaya lobster yang sehat.
“Kami ingin membuat ekosistem yang memanusiakan nelayan, bukan memperbudak,” katanya.
Khalilur menyebut ekspansi bisnisnya ke Vietnam tak lepas dari garis keturunan yang ia sandang. Ia mengklaim sebagai keturunan Sri Jaya Singhavarman, Raja Agung Kerajaan Champa, sekaligus trah dari para tokoh Wali Songo:
1. Cicit dari Sunan Gresik (Sayyid Ali Murtadho)
2. Keturunan dari Sunan Ampel (Sayyid Ali Rahmatullah)
3. Garis keturunan juga sampai ke Sultan Fatah, Raja pertama Kesultanan Demak
Meski menyebut nama-nama besar dalam sejarah Islam dan Nusantara, Khalilur menolak memaknai silsilah sebagai kebanggaan kosong.
“Trah bukan identitas untuk disombongkan, melainkan tantangan yang harus saya jawab lewat pencapaian nyata,” ujarnya.
Setelah merampungkan sejumlah urusan bisnis di ibu kota Vietnam, Hanoi, Khalilur kini memusatkan kegiatan di kota terbesar di selatan, Ho Chi Minh. Di kota inilah, ia menyusun langkah lanjutan menuju pasar lebih luas.
“Vietnam baru awal. Saya sudah mulai membuka jalur ke Tiongkok, tempat asal nenek moyang Sultan Fatah,” kata Khalilur, merujuk pada penguasa Islam pertama di Jawa yang diyakini memiliki darah Tionghoa.
Dalam portofolio bisnisnya, selain sektor perikanan, BALAD GRUP juga aktif di sektor perdagangan batu bara melalui induk perusahaannya Bandar Indonesia Grup.
Kedua grup ini kini disebut sedang mengonsolidasikan ratusan anak perusahaan dalam langkah menuju konglomerasi lintas negara.
Meski ekspansif, Khalilur mengaku seluruh langkah bisnisnya tetap berada di bawah prinsip yang ia namai "DABATUKA" singkatan dari semboyan pribadinya " Demi Allah! Bumi Aku Taklukkan Untuk Kemanusiaan.”
Kini, dari jantung Distrik 1, Ho Chi Minh, Khalilur bertekad menjadikan bisnis budidaya lobster sebagai kekuatan ekonomi baru Indonesia di Asia Tenggara – dengan warisan sejarah sebagai pijakan, dan pemberdayaan rakyat sebagai tujuan akhir.
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia