Bangka Belitung, JBNIndonesia.com — Ketika kita menyebut Bangka Belitung, satu kata langsung terlintas: Timah. Sejak zaman kolonial Belanda hingga era kemerdekaan dan reformasi, timah menjadi denyut nadi ekonomi di kepulauan timur Sumatera ini. Namun di balik bayang-bayang kejayaan tambang, kini muncul babak baru: kebangkitan ekonomi laut dan darat yang lebih holistik, berkelanjutan, dan membumi.
Adalah Surya Bhumi Bandar Darat Bandar Samudera Nusantara Grup (SABHUMI BARAT BASRA), sebuah korporasi induk raksasa nasional, yang tengah merintis perubahan paradigma ini. Lewat dua kekuatan andalannya BALAD GRUP untuk sektor kelautan, dan SANTRI GRUP untuk sektor pertambangan mereka menggebrak Bangka Belitung dengan visi yang tak tanggung-tanggung: membangun hegemoni usaha berbasis laut dan bumi secara simultan.
Jika Pulau Bangka kini dikenal dengan lautnya yang rusak karena penambangan timah, maka Pulau Belitung justru sebaliknya: lautan yang lestari, terjaga oleh kearifan lokal warganya.
"Warga Belitung telah memilih menjaga laut mereka. Tidak ada tambang timah laut di sini, dan itu berkah besar, terumbu karang hidup. Ikan-ikan berkembang. Ini adalah permata yang belum diasah," ujar owner BALAD grup HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy. Selasa (29/04).
Melihat potensi besar itu, BALAD Grup (Bandar Laut Dunia Grup) —telah menyelesaikan pemetaan budidaya laut seluas 1.000 hektare di pesisir Belitung, yang akan dibagi menjadi 10 area budidaya masing-masing 100 hektare. Komoditas unggulan yang akan dibudidayakan meliputi:
Lobster, Kerapu Kepiting Bakau, Kuda Laut, Teripang, Napoleon, Rumput Laut
Tidak hanya menjanjikan keuntungan ekonomi, proyek ini juga akan menyerap ratusan tenaga kerja lokal, menggandeng nelayan, dan menghidupkan kembali warisan maritim Indonesia.
“Ini bukan hanya bisnis. Ini misi peradaban. Laut Indonesia terlalu kaya untuk disia-siakan,” tegas sang pendiri grup yang dikenal sebagai Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara.
Sementara BALAD GRUP membidik laut Belitung, SANTRI GRUP akronim dari Sarana Nata Tambang Lestari mengarahkan perhatian ke daratan Bangka Belitung. Setelah dua minggu eksplorasi intensif, tim SANTRI GRUP telah menyisir tiga kabupaten strategis: Belitung, Belitung Timur, dan Bangka Selatan, sebagai basis awal perluasan tambang masa depan.
Timah masih jadi primadona, tapi tidak sendirian. SANTRI GRUP juga membidik potensi besar di:
Zirkon, Silika, Kaolin
Dan tak sekadar menambang, SANTRI GRUP menyiapkan tiga skema kerja tambang modern:
1.Mengajukan konsesi sendiri dan menambang secara mandiri
2.Bermitra dengan PT Timah Tbk, mengikuti skema kerja legal dan profesional
3.Mendanai dan bekerja sama dengan pemegang konsesi lokal lainnya
Dengan 14 anak perusahaan dan 7 CV afiliasi yang telah terbentuk, SANTRI GRUP juga bersiap membangun Smelter Timah sendiri di Bangka Belitung, sebuah langkah strategis yang akan membawa nilai tambah luar biasa bagi daerah.
Sebagai bukti keseriusan, SANTRI GRUP telah membuka markas dan fasilitas awal di jantung Kabupaten Belitung:
Mess Karyawan:
Jl. Pattimura No. 24, Kelurahan Tanjung Pendam, Tanjung Pandan
Kantor Operasional:
Jl. Depati Gegedek No. 5, Kelurahan Parit, Tanjung Pandan
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia