Anggota komisi VI DPR RI saat RDP dengan BULOG di akhir April
JAKARTA, JBNIndonesia.com – Komisi VI DPR RI kembali menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang kali ini menghadirkan Direktur Utama Perum Bulog pada 28 April 2025.. Dalam rapat tersebut, Anggota Komisi VI dari Fraksi PKB, Nasim Khan, menyampaikan catatan penting sekaligus harapan besar terhadap peran Bulog dalam menjaga kedaulatan pangan nasional.
Dalam paparannya, Nasim Khan mengawali dengan menguraikan sejarah pendirian Perum Bulog yang tak lepas dari peran tokoh besar asal Jawa Timur, yakni KHR As’ad Samsul Arifin. Ulama kharismatik pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, Situbondo, itu disebut-sebut menjadi inisiator pembentukan Bulog di masa Presiden Soeharto.
"Kiai As’ad menyampaikan langsung kepada Presiden ke-2 RI, HM Soeharto, tentang pentingnya mencegah penimbunan beras. Gagasan itu lalu ditindaklanjuti dengan pendirian Bulog pada tahun 1967 oleh Tirto Sudiro. Ini sejarah penting yang perlu terus diingat,” ujar Nasim Khan.
Menurut Nasim, Bulog hari ini kembali mendapat mandat strategis di era Presiden Prabowo Subianto, yang menempatkan kedaulatan pangan sebagai salah satu prioritas nasional dalam program Nawacita. Namun, ia menekankan bahwa implementasi di lapangan masih menghadapi berbagai tantangan yang harus segera diatasi.
Nasim menyoroti keluhan petani terkait harga gabah yang dinyatakan pemerintah mencapai Rp6.500 per kilogram. “Kenyataannya, tidak semua gabah petani terserap dengan harga tersebut. Begitu juga dengan jagung yang diklaim Rp5.500 per kilogram, tapi pembeliannya belum merata,” katanya.
Hal ini, menurut Nasim, menjadi indikasi bahwa instrumen kebijakan belum sepenuhnya efektif di lapangan. Ia mendesak Bulog untuk lebih aktif dan responsif terhadap kondisi riil para petani, khususnya di daerah sentra produksi seperti Jawa Timur.
Meski demikian, Nasim memberikan apresiasi tinggi kepada Bulog yang telah menggandeng Babinsa di berbagai wilayah Jawa Timur untuk membantu proses penyerapan gabah petani. “Ini langkah konkret yang luar biasa. Saya harap peran Dandim dan Babinsa bisa terus ditingkatkan agar distribusi dan serapan hasil panen semakin merata,” tegasnya.
Menurutnya, TNI yang memiliki struktur hingga tingkat desa sangat potensial membantu mendekatkan kebijakan pangan ke akar rumput.
Nasim juga menegaskan harapannya agar tahun 2025 menjadi tahun terakhir Indonesia mengimpor beras. Berdasarkan data yang ia miliki, pada Januari dan Februari 2025 saja, Indonesia masih melakukan impor sekitar 95.000 ton beras.
“Saya yakin Dirut Bulog memiliki komitmen yang sama dengan Presiden RI untuk mewujudkan swasembada pangan. Karena itu, Bulog harus all out menyerap produksi dalam negeri, bukan bergantung pada impor,” serunya.
Masalah lain yang tak kalah krusial adalah regenerasi petani. Nasim menyebut bahwa generasi muda kini makin enggan terjun ke dunia pertanian. “Importasi beras dan kebijakan yang tidak berpihak pada petani membuat profesi bertani dianggap tidak menjanjikan. Alih fungsi lahan, harga panen yang fluktuatif, dan masalah pupuk subsidi yang tidak tepat sasaran juga menambah beban petani,” jelasnya.
Nasim mendorong Bulog bersama TNI dan stakeholder lainnya untuk melakukan sosialisasi masif hingga ke desa-desa, guna membangkitkan kembali semangat anak muda untuk bertani.
“Kalau Bulog dan TNI bisa bersinergi hingga ujung desa, saya yakin akan ada perubahan besar. Anak muda bisa kembali percaya bahwa bertani adalah profesi mulia dan menjanjikan,” tambahnya.
Sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Timur, Nasim mengingatkan bahwa provinsi ini merupakan lumbung padi terbesar di Indonesia. “Sudah seharusnya Bulog memberikan perhatian khusus pada Jawa Timur. Jangan sampai potensi besar ini dibiarkan tergerus oleh alih fungsi lahan dan kebijakan impor yang kontraproduktif,” tutup Nasim Khan.
Sumber: Media sosial Nasim Khan Komisi VI DPR RI.
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia