JAKARTA, JBNIndonesia.com – Sebuah kesaksian datang dari HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy, seorang nelayan Nusantara sekaligus pengusaha nasional di sektor kelautan dan perikanan, yang menyoroti kuatnya keberpihakan para pejabat Republik Indonesia baik yang bertugas di luar negeri maupun di dalam negeri dalam mendukung perjuangan rakyat yang sedang membangun usaha legal, strategis, dan berdampak besar bagi perekonomian nasional. Selasa (03/06).
Khalilur, yang dikenal sebagai pendiri dan pemilik Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup), tengah merintis usaha budidaya lobster berskala besar, tidak hanya di dalam negeri (Indonesia) namun juga merambah ke pasar luar negeri, khususnya Vietnam.
Ia menyampaikan bahwa sepanjang satu tahun terakhir, dirinya dan perusahaannya telah menempuh berbagai jalur legalitas, perizinan, dan kemitraan, baik di Indonesia maupun Vietnam, sesuai dengan arahan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI).
Khalilur mengungkapkan bahwa perusahaan yang dipimpinnya melaksanakan sepenuhnya arahan dari KKP RI berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 7 Tahun 2024, yang mengatur beberapa langkah utama:
- Menjalin kemitraan strategis dengan pembudidaya lobster dari Vietnam;
- Membentuk usaha patungan (joint venture) dengan mitra Vietnam;
- Mengantongi surat rekomendasi dan kuota dari pemerintah Vietnam, melalui Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan (MARD), yang sejak Maret 2025 telah bertransformasi menjadi Kementerian Pertanian dan Lingkungan (MAE Vietnam).
“Saya dan perusahaan saya tunduk dan patuh. Kami menjalankan semua arahan tersebut dengan semangat kerja sama dan ketaatan pada hukum,” ujarnya.
Dalam proses menjalin kerja sama internasional, Khalilur mengaku sangat terbantu oleh keberadaan Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam, Bapak Denny Abdi, yang ia sebut sebagai sosok negarawan sejati.
"Beliau bukan hanya menjelaskan hubungan diplomatik Indonesia–Vietnam secara terbuka dan jernih, tapi juga memberikan perhatian yang luar biasa kepada saya, seorang rakyat biasa dari Nusantara,” ungkapnya.
Dengan nada emosional, Khalilur menambahkan, “Saya merasa diperlakukan seperti adik sendiri. Di hadapan beliau, saya merasa bangga menjadi rakyat Indonesia. Beliau tidak hanya pejabat, beliau adalah pelayan rakyat sejati." pujinya.
Saat menjalani administrasi legal dan teknis di Vietnam, Khalilur mengaku takjub dengan sikap para pejabat dan birokrat di MAE Vietnam yang sangat terbuka dan profesional.
“Negara mereka hadir menyambut kami, mitra dari Indonesia, dengan tangan terbuka dan pelayanan yang ramah. Itu pengalaman luar biasa,” tuturnya.
Pengalaman itu memberikan semangat tambahan bagi Khalilur untuk membangun hubungan ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Vietnam, khususnya di sektor perikanan budidaya.
Kembali ke Indonesia, Khalilur justru dikejutkan lagi oleh hal yang tak kalah mengesankan. Ia mengungkapkan bahwa selama dua bulan terakhir berinteraksi dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP RI, ia menemukan pelayanan yang sangat bersahabat, jauh dari stigma masa lalu tentang birokrasi kelautan.
“Runtuh sudah persepsi saya tentang mafia lobster, Saya dibimbing, dibantu, dan dipandu dengan sangat baik. Para pejabat dan birokrat di KKP sangat terbuka dan profesional,” tambahnya.
Khalilur bahkan menyebut bahwa interaksi dengan pejabat-pejabat di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya membuat dirinya semakin mencintai Republik Indonesia dan percaya bahwa bangsa ini mampu menjadi kiblat dunia dalam perikanan budidaya.
Kisah Khalilur bukan hanya sekadar testimoni pribadi, melainkan representasi nyata bahwa negara hadir bagi rakyat yang sedang berusaha. Dalam suasana nasionalisme yang kuat, ia menutup kesaksiannya dengan sebuah harapan:
“Semoga Indonesia semakin jaya. Semoga Indonesia semakin raya. Semoga Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin jaya raya.” tegasnya.
Sebagai rakyat Indonesia, sebagai nelayan Nusantara, dan sebagai pengusaha yang berjuang di sektor strategis negara, Khalilur berharap agar semakin banyak pejabat dan birokrat RI yang menjadikan kerja tulus melayani rakyat sebagai panggilan jiwa, bukan sekadar tugas jabatan.
Perlu diketahui, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy merupakan Cicit dari trah bangsawan Nusantara: Pangeran Kanduruhan (Sumenep), keturunan Sultan Fatah dan Prabu Brawijaya V.
Pendiri SABHUMI BARAT BASRA, holding dengan 17 grup usaha nasional, termasuk BALAD Grup dan DEMARA Grup.
Mengembangkan budidaya lobster dan komoditas perikanan lainnya di 7 teluk strategis Kangean, Madura, serta wilayah lain di Indonesia dan Vietnam.
Mengusung semangat DABATUKA: Demi Allah! Bumi Aku Taklukkan untuk Kemanusiaan.
Saat ini aktif menjalin kemitraan internasional untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin global sektor perikanan budidaya.
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia