SITUBONDO, JBN Indomesia – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Situbondo menggelar aksi solidaritas di depan Mapolres Situbondo. Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang menjadi korban dalam aksi unjuk rasa di Jakarta beberapa waktu lalu. Dalam aksi tersebut, Affan tewas setelah terlindas kendaraan taktis milik Brimob yang digunakan untuk pengamanan unjuk rasa. Sabtu siang (30/8).
Aksi dimulai dengan pelaksanaan salat gaib yang dipimpin oleh salah satu mahasiswa HMI, diikuti oleh seluruh peserta aksi, termasuk personel Polres Situbondo. Salat yang dilaksanakan di jalan raya ini bertujuan untuk mendoakan almarhum Affan Kurniawan serta menunjukkan rasa duka cita atas tragedi yang terjadi di Jakarta. Selain itu, salat gaib ini juga menjadi simbol solidaritas mahasiswa terhadap sesama rakyat yang menjadi korban dalam situasi yang penuh ketegangan.
Setelah salat gaib, Koordinator aksi HMI, Jefri, dalam orasinya menegaskan beberapa tuntutan penting yang harus diperhatikan oleh pihak berwenang. Salah satunya adalah agar Mabes Polri mengusut tuntas kasus kematian Affan Kurniawan secara transparan dan akuntabel. Jefri menekankan bahwa kejadian ini harus menjadi pelajaran berharga bagi aparat keamanan dalam melakukan pengamanan aksi unjuk rasa di masa depan.
"Kami menuntut agar pelaku yang bertanggung jawab atas insiden ini diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Kami juga meminta agar Mabes Polri melakukan evaluasi terhadap SOP pengamanan unjuk rasa. Jangan sampai tragedi serupa terulang lagi," tegas Jefri dengan penuh semangat.
Menurut HMI, penggunaan kendaraan taktis untuk pengamanan demonstrasi damai adalah sebuah pelanggaran terhadap Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009 dan Peraturan No 1 Tahun 2019, yang mengatur tata cara pengamanan aksi unjuk rasa yang humanis, tanpa kekerasan, dan tidak menimbulkan korban jiwa.
Kapolres Situbondo, AKBP Rezi Dharmawan, S.I.K., M.I.K., turun langsung menemui massa aksi untuk mendengarkan tuntutan mahasiswa dan menyampaikan belasungkawa atas insiden yang menimpa Affan Kurniawan. Dalam kesempatan tersebut, AKBP Rezi menyampaikan dukungan penuh terhadap kritik dan pengawasan yang diberikan oleh mahasiswa terhadap institusi Polri.
"Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya atas peristiwa yang terjadi di Jakarta. Peristiwa ini sangat disayangkan, dan kami pastikan proses hukum sedang berjalan, ditangani langsung oleh Mabes Polri," ujar AKBP Rezi dengan nada penuh empati.
AKBP Rezi juga menambahkan bahwa aspirasi mahasiswa akan diteruskan ke tingkat Polda Jawa Timur hingga Mabes Polri, untuk memastikan bahwa suara mahasiswa dan masyarakat dapat didengar di tingkat yang lebih tinggi. "Kami mendengar dan memahami aspirasi yang disampaikan, dan kami siap untuk menyampaikan hal ini ke Polda dan Mabes Polri. Jika ada anggota kami yang melanggar SOP, saya pribadi siap untuk bertanggung jawab," ujarnya dengan tegas.
Pada akhir pertemuan, AKBP Rezi mengajak mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat untuk menjaga persatuan dan mendukung upaya perbaikan institusi Polri secara kolektif. “Mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan, oleh karena itu, mari kita bersama-sama bergandengan tangan dengan Polri, pemerintah, dan seluruh elemen bangsa untuk membangun Indonesia yang lebih baik,” tambahnya.
Pesan ini menunjukkan niat baik dari Polri untuk memperbaiki hubungan dengan masyarakat, khususnya mahasiswa, dan menjaga suasana yang kondusif untuk masa depan bangsa. Aksi solidaritas ini berlangsung tertib dan damai hingga sore hari, dengan mahasiswa membubarkan diri secara sukarela setelah menyampaikan tuntutannya.
Terkait dengan insiden yang menewaskan Affan Kurniawan, pihak Mabes Polri telah mengambil langkah-langkah hukum untuk memastikan bahwa kasus ini ditangani secara profesional dan transparan. Kapolres Situbondo menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan kasus tersebut dan memastikan keadilan bagi almarhum dan keluarga korban.
Aksi solidaritas yang digelar oleh HMI ini tidak hanya menunjukkan dukungan moral terhadap korban, tetapi juga mengingatkan pentingnya pengamanan unjuk rasa yang lebih manusiawi dan tidak mengarah pada kekerasan. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat yang kritis memiliki peran penting dalam mendorong perubahan positif dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan hukum.
Dengan adanya komunikasi yang terbuka antara mahasiswa, aparat kepolisian, dan masyarakat, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang di masa mendatang, dan proses pengamanan demonstrasi bisa lebih aman, teratur, dan menghormati hak asasi manusia.
Aksi solidaritas ini menjadi contoh bagaimana mahasiswa, sebagai bagian dari generasi muda bangsa, berperan aktif dalam menjaga demokrasi dan mendorong perbaikan dalam sistem pengamanan publik. Sementara itu, pernyataan Kapolres Situbondo yang siap menerima kritik dan bertanggung jawab atas pelanggaran yang mungkin terjadi menunjukkan sikap terbuka dari institusi Polri yang dapat membangun kepercayaan masyarakat.
Dengan sinergi antara mahasiswa, aparat kepolisian, dan masyarakat, kita berharap Indonesia dapat menjadi negara yang lebih baik, di mana hak-hak setiap warga negara dihormati dan dijaga dengan baik.
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia