Aktivis 98 Gus Lilur serukan aktivis muda berani muncul
SURABAYA, JBN Indonesia – Gus Lilur, aktivis refotmasi 1998 mengaku terkejut mendapat undangan konferensi pers, yang mengatasnamakan "Aktivis ‘98" untuk menyuarakan tuntutan atas insiden tewasnya Affan, seorang pengemudi ojek online dalam aksi demonstrasi pembubaran DPR.
“Saya kaget. Ini tahun 2025, abad 21. Kenapa masih kami, Aktivis ’98, yang harus bicara soal aksi jalanan anak STM?” kata Gus Lilur dalam pernyataannya, Sabtu (30/8).
Menurutnya, kemunculan kembali Aktivis '98 sebagai pihak yang menyuarakan tuntutan sosial-politik di masa kini mencerminkan vakumnya suara aktivis muda Indonesia.
“Kemana aktivis abad 21? Apakah negeri ini kekurangan anak muda yang punya keberanian bersuara?” tambahnya dengan nada heran.
Sebagai alumni IAIN Syahid Hidayatullah Ciputat yang terlibat langsung dalam demonstrasi reformasi 1998, Gus Lilur menegaskan bahwa generasinya dulu juga menolak gerakan mereka diklaim oleh aktivis era sebelumnya seperti Gerakan ’66 atau ’72.
Kini, ia berharap aktivis muda tak hanya turun ke jalan, tetapi juga memimpin narasi dan mengambil posisi terdepan dalam menyuarakan aspirasi publik.
“Saya ini aktivis 27 tahun lalu. Saya bagian dari sejarah. Tapi hari ini bukan milik kami lagi. Ini waktunya kalian, anak-anak abad 21.”ungkao Gus Lilur.
Dalam pernyataannya, Gus Lilur juga menyinggung soal maraknya aksi yang “nebeng” pada gelombang massa lain seperti pengemudi ojek online yang tengah berduka.
Ia menyarankan agar gerakan mahasiswa dan pemuda bersifat otonom, tidak bergantung pada momentum pihak lain, apalagi ditunggangi kepentingan politik lama.
"Demo kami dulu digerakkan murni oleh mahasiswa. Bukan karena numpang pada demo sektor lain. Harusnya, semangat itu juga dimiliki kalian sekarang." ucapnya.
Dalam bagian akhir pernyataannya, Gus Lilur menyerukan agar masyarakat memberi kesempatan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menyelesaikan masa jabatannya.
“Biaya sosial dan politik terlalu mahal jika harus ganti presiden di tengah jalan. Kita bisa kritis, tapi jangan destruktif.”sentil Gus Lilur.
Pernyataan Gus Lilur diakhiri dengan seruan simbolis,“Selamat datang di dunia gerakan Indonesia, wahai aktivis abad 21. Muncullah. Jangan biarkan sejarah kalian ditulis oleh generasi sebelum kalian.” serunya.
Pernyataan Gus Lilur bukan sekadar nostalgia. Ia sedang menggugah kesadaran bahwa setiap generasi punya panggung sendiri dalam sejarah. Jika aktivis muda tak tampil sekarang, maka mereka akan selamanya jadi penonton atau lebih buruk, hanya disebut dalam catatan kaki.
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
