19 Bulan Dikibuli Mafia Lobster, , Pengusaha Ini Kini Menang Karena Kebijakan Presiden

Kamis, 04 September 2025 | 08:20 WIB Last Updated 2025-09-04T01:21:28Z

 

JAKARTA, JBN Indinesia – Selama 19 bulan terakhir, Khalilur R Abdullah Sahlawiy seorang pengusaha nasional yang dikenal vokal dan idealis mengaku mengalami perjalanan pelik saat mencoba menembus pasar ekspor benih bening lobster (BBL) dari Indonesia ke Vietnam. Bukan karena tak ada potensi, melainkan karena, menurutnya, ia harus berhadapan langsung dengan "aturan gelap" dan mafia yang bercokol di sektor kelautan Indonesia. Kamis (4/9).


Namun kini, keadaan berbalik. Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, memutuskan menghentikan sementara ekspor BBL dan menarik kewenangan pengaturannya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sebuah langkah yang, menurut Khalilur, membuka jalan bagi pelaku usaha jujur untuk mengubah peta ekspor komoditas laut nasional.


"Saya diprank oleh kementerian, dikibuli oleh menteri dari negara sendiri, Tapi saya tidak berhenti. Sekarang, dengan restu langsung dari Presiden, kami siap jadi Raja Lobster Dunia.” kata Khalilur kepada JBN Indonesia dalam sebuah wawancara.


Di balik kemarahannya pada birokrasi yang dianggapnya tidak berpihak, Khalilur justru merancang langkah ekspansi besar-besaran. Melalui perusahaannya, Bandar Laut Dunia (BALAD Grup), ia bersiap menguasai pasar ekspor lobster Vietnam, sekaligus memperkuat rantai suplai dari Indonesia.


Dalam waktu dekat, 17 tim dari BALAD akan bergerak ke satu provinsi strategis untuk mendirikan:

- Kantor cabang di tingkat provinsi dan kabupaten

- 9 gudang penampungan dan pembelian BBL

- 200 Kelompok Usaha Bersama (KUB) bersama ribuan nelayan lokal


Upaya ini disebutnya sebagai fondasi bagi hegemoni ekspor lobster Indonesia. Tak hanya itu, wilayah perairan di Teluk Kangean akan dijadikan basis pengembangan akuakultur modern sebagai penopang industri laut berkelanjutan


Kekecewaan Khalilur bukan tanpa dasar. Ia menuding bahwa selama hampir dua tahun, aturan mengenai ekspor BBL kerap berubah-ubah dan tidak transparan.


“Aturan yang dibuat tidak dipatuhi oleh pembuatnya sendiri. Semua dilakukan gelap-gelapan,” ujarnya.


Namun titik balik datang ketika, per 1 Agustus 2024, Presiden Prabowo menerbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KKP No. 7/2024) yang menangguhkan ekspor BBL dan menyerahkan perumusan aturan barunya langsung di bawah kendali presiden melalui Peraturan Presiden (Perpres).


Dokumen Perpres yang sedang digodok kabarnya akan melibatkan banyak kementerian dan lembaga, termasuk, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Polri, TNI, Kejaksaan Agung, KKP, dan kemungkinan Kementerian Pertahanan


Langkah ini disebut-sebut sebagai bagian dari strategi bersih-bersih Presiden terhadap mafia komoditas laut.


Dengan pondasi baru yang mulai tertata, Khalilur tak hanya akan fokus pada lobster. Ia mengusung rencana besar bertajuk:

AKUR AMAT KAU PEDRAS

Sembilan huruf awal nama ini mewakili sembilan sektor usaha yang akan digarap secara simultan diantranya Akuakultur, Rokok, Air Mineral, Tambang, Kebun, Tembakau, Pertanian,  Perdagangan, Beras


Menurutnya, tambang akan menjadi sumber pendanaan utama. Dari sana, akan dibangun:

* Pabrik Rokok Bintang Sembilan (RBS)

* Pabrik Beras

* Pabrik Air Mineral

Serta ekspansi masif ke sektor pertanian, tembakau, dan perdagangan hasil bumi.


“Inilah saatnya saya bekerja maksimal. Kerja jujur dan idealis saya kini punya pendukung utama: Presiden Republik Indonesia,” ujar Khalilur.


Langkah Presiden Prabowo Subianto dalam mengambil alih kebijakan ekspor lobster dianggap oleh sebagian pelaku usaha sebagai bentuk keberpihakan kepada sektor riil dan pengusaha jujur.


Bagi Khalilur, ini adalah momen langka yang tak boleh disia-siakan.“Saya bangga dan bahagia. Presiden benar-benar berani memberangus mafia. Ini yang selama ini kita tunggu.” tukasnya bangga.


Di tengah pernyataannya yang penuh api semangat, Khalilur menutup pembicaraan dengan pesan nasionalisme yang kuat.


“Mari bersama cintai Indonesia. Mari bersama bangun jaya Indonesia. Salam Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.” tutup Khalilur yang menyebut dirinya Sang Surya Majapahit, dengan visi menjadikan Indonesia bukan hanya penyuplai bahan mentah, tetapi juga penguasa pasar dunia dari laut hingga darat.


Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • 19 Bulan Dikibuli Mafia Lobster, , Pengusaha Ini Kini Menang Karena Kebijakan Presiden

Trending Now