Bangkitkan Budidaya Nasional, BALAD GRUP Dorong Larangan Ekspor BBL

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:51 WIB Last Updated 2025-10-13T00:52:09Z

 

SURABAYA, JBN indinesia - Sebuah perusahaan berbasis kelautan, Bandar Laut Dunia Grup (BALAD GRUP), mengumumkan rencana besar untuk melanjutkan dan memperluas usaha perikanan budidaya di kawasan strategis Teluk Kangean, Sumenep, Madura, Jawa Timur.


Dalam keterangan resminya, pendiri sekaligus pemilik BALAD GRUP, HRM. Khalilur R Ab. S, menyatakan ambisi perusahaannya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat perikanan budidaya laut terbesar di dunia, dengan fokus pada lima komoditas unggulan: rumput laut, lobster, teripang, kerapu, dan kerang.


"Kami ingin menjadikan Indonesia sebagai Raja Budidaya Laut Dunia," ujar Khalilur. Senin (13/10/2025).


Upaya ambisius ini diawali dengan pengembangan skala besar budidaya rumput laut, yang ditargetkan mencapai luasan hingga 50.000 hektare di wilayah Laut Kangean.


BALAD GRUP melalui anak usahanya, Bandar Rumput Laut Nusantara Grup (BRULANTARA GRUP), menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi produsen rumput laut nomor satu dunia, mengalahkan negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik.


Dalam kesempatan yang sama, Khalilur juga melontarkan usulan kebijakan nasional yang kontroversial namun visioner: menghentikan ekspor benih bening lobster (BBL) dan menggantinya dengan ekspor lobster berukuran minimal 50 gram.


"Jika Presiden Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto menerbitkan Perpres tentang penghentian ekspor BBL dan menggantinya dengan ekspor lobster 50 gram, maka industri budidaya lobster akan tumbuh masif di dalam negeri," ujarnya.


Menurutnya, kebijakan ini tak hanya akan meningkatkan nilai tambah bagi Indonesia, tetapi juga tetap menjaga hubungan dagang dengan negara mitra seperti Vietnam.


BALAD GRUP juga merambah budidaya dua jenis kerang: kerang putih yang ditargetkan untuk pasar ekspor, khususnya China, serta kerang coklat yang akan difokuskan sebagai pakan alami bagi budidaya lobster.


Sementara itu, untuk komoditas teripang, perusahaan berencana mengirim tim ke Tiongkok pada akhir Oktober 2025 untuk mempelajari teknologi budidaya teripang berbasis keramba jaring apung, yang nantinya akan diterapkan di Teluk Kangean.


Adapun budidaya kerapu akan dimulai pada Desember 2025 melalui anak perusahaan Bandar Kerapu Nusantara Grup (BAKERA GRUP).


Dengan berbagai inisiatif ini, BALAD GRUP ingin membangun model ekonomi kelautan berbasis keadilan sosial, pemberdayaan nelayan lokal, dan keberlanjutan ekosistem laut.


"Salam keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tutup Khalilur.


Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bangkitkan Budidaya Nasional, BALAD GRUP Dorong Larangan Ekspor BBL

Trending Now